Kamis, 30 November 2023

Laporan Akhir Voltage Divider Bias



1. Jurnal [Kembali]








2. Prinsip Kerja [Kembali]


    Metode pembagi tegangan bias merupakan teknik yang paling umum digunakan untuk memberikan bias dan stabilisasi pada transistor. Dalam metode ini, dua resistor, R1 dan R2, terhubung ke tegangan pasokan VCC dan memberikan bias, sementara resistor emitor RE memberikan stabilisasi. Nama "pembagi tegangan" berasal dari pembagi tegangan yang terbentuk oleh R1 dan R2. Tegangan jatuh di sepanjang R2 membuat junction basis-emitir menjadi forward bias, menyebabkan arus basis dan oleh karena itu arus kolektor mengalir dalam kondisi sinyal nol. Metode ini dipilih karena sederhana dan stabil, serta memastikan transistor beroperasi di wilayah aktif, memungkinkan penguatan linear tanpa distorsi.



3. Video Percobaan [Kembali]





4. Analisa [Kembali]

1. Analisa prinsip kerja dari rangkaian voltage divider bias berdasarkan nilai parameter yang didapatkan ketika percobaan !

Jawab :

    Saat transistor aktif, VCC akan mengalir arah, yaitu ke RB1 9,9 Kohm, lalu menuju kaki basis transistor, masuk ke emitter dan RE lalu berakhir diground dan RC 983 ohm menuju kaki kolektor, masuk ke emitter dan RE serta berakhir diground. Pada saat itu, akan ada juga arus yang mengalir melewati RB2 dan langsung menuju ground. Akibatnya, terdeteksi nilai tegangan pada masing-masing hambatan yaitu VRB1 dengan tegangan bernilai 11,83 V, VRC 11,84 V , VRB2 199,2 mV dan VRE 132,22 mV. Arus senilai 0,37 mA akan mengalir dikaki kolektor, menuju ke emitter, melewati RE dan ke ground. Sedangkan pada kaki basis tidak ada arus yang terdeteksi mengalir disana. Nilai tegangan pada VB bernilai 199,2 mV, VC 184,9 mV dan VE 1,521 V. Tegangan antar kaki basis dan emitter (VBE) bernilai 312,1 mV dan antara kaki kolektor dan emitter (VCE) sebesar 0,689 V. 

2. Tentukan titik kerja (Q Point) dari percobaan fixed bias, self bias, dan voltage divider bias (dalam bentuk grafik)!

Jawab :


3. Nilai apakah yang mempengaruhi perubahan titik kerja (Q point)?

Jawab :

Titik kerja pada voltage divider bias transistor dipengaruhi oleh beberapa nilai komponen dalam rangkaian. Berikut adalah nilai-nilai yang memengaruhi titik kerja pada voltage divider bias transistor:

1. Resistor Basis (RB): Nilai resistor basis akan mempengaruhi tegangan basis dan arus basis, sehingga memberikan kontribusi terhadap penentuan titik kerja transistor.

2. Resistor Emitter (RE): Resistor emitter berperan penting dalam menentukan arus emitter (IE) dan tegangan emitter, yang juga berpengaruh pada titik kerja.

3. Resistor Collector (RC): Nilai resistor kolektor ikut menentukan titik kerja dengan memengaruhi tegangan kolektor dan arus kolektor.

4. Tegangan Pasokan (VCC): Tegangan pasokan atau VCC adalah faktor eksternal yang memengaruhi titik kerja, karena menentukan rentang tegangan yang dapat digunakan dalam pembagi tegangan.

5. Hfe (Beta) Transistor: Hfe atau beta transistor adalah faktor penguatan arus yang dapat mempengaruhi besar arus kolektor (IC) dengan mengalikan arus basis (IB).

6. Tegangan Drop pada Resistor (VRE): Tegangan jatuh pada resistor emitter (VRE) juga ikut berkontribusi terhadap penentuan tegangan emitter, sehingga memengaruhi titik kerja.

5. Video Penjelasan [Kembali]


6. Download File [Kembali]

Video percobaan [klik disini]

Video penjelasan [klik disini]




Laporan Akhir Self Bias



1. Jurnal [Kembali]






2. Prinsip Kerja [Kembali]



    Rangkaian self bias adalah jenis rangkaian polarisasi pada transistor bipolar yang tujuannya adalah untuk memastikan bahwa transistor beroperasi di wilayah aktifnya sehingga dapat memperkuat sinyal masukan dengan baik. Prinsip kerja rangkaian self-biasing melibatkan penggunaan komponen resistif untuk menentukan titik operasi transistor. Transistor bipolar memiliki dua tipe polarisasi dasar: polarisasi basis-emitor (VBE) dan polarisasi basis-kolektor (VBC). Sirkuit self-biasing fokus pada polarisasi basis-emitor.

    Tegangan basis-emitor (VBE) diperlukan agar transistor dapat beroperasi dalam mode aktif. Tegangan VBE untuk transistor silikon biasanya sekitar 0,6 hingga 0,7 volt. Untuk merancang rangkaian bias mandiri, pilih resistor basis (RB) dan resistor kolektor (RC) dengan hati-hati. Nilai resistansi ini mempengaruhi titik operasi transistor. Tegangan suplai (Vcc) yang disuplai ke transistor juga berperan penting dalam menentukan titik operasi transistor. Ini adalah tegangan yang ada antara kolektor dan emitor. Rangkaian pembagi tegangan terdiri dari resistor basis (RB) dan resistor kolektor (RC). Tegangan Vcc dibagi antara RB dan RC.

    Nilai VBE yang diperoleh dari pembagian ini harus lebih besar dari nilai VBE yang diperlukan untuk menjaga transistor dalam mode aktif. Sirkuit self-biasing dirancang untuk memberikan stabilitas bias (VBE) terhadap perubahan suhu dan variasi parameter transistor. Inilah salah satu keunggulan utama seri ini. Setelah rangkaian diatur, transistor berada pada titik operasi stabil di mana ia dapat memperkuat sinyal input dengan baik. Titik operasi ini dapat ditentukan dengan menganalisis kurva karakteristik transistor dan memastikan bahwa transistor beroperasi dalam rentang aktifnya. Transistorsiap memperkuat sinyal input dengan penguatan yang diinginkan tergantung pada aplikasinya. Setelah titik operasi transistor ditentukan, arus kolektor (IC) dapat dihitung menggunakan hukum Ohm untuk resistansi kolektor (RC).



3. Video Percobaan [Kembali]





4. Analisa [Kembali]

1. Analisa prinsip kerja dari rangkaian self bias berdasarkan nilai parameter yang didapatkan ketika percobaan !

Jawab :

    Saat transistor aktif, VCC akan mengalir ke dua arah, yaitu ke RB dan RC. Akibatnya, terdeteksi nilai tegangan pada masing-masing hambatan yaitu VRB dengan tegangan bernilai 7,3V, VRC 7,27 V dan VRE 3,44 V. Arus senilai 0,2 mA akan mengalir dikaki basis, menuju ke emitter, melewati RE dan ke ground. Sedangkan arus sebesar 0,31 mA akan mengalir dikaki kolektor, memasuki emitter dan menuju ground. Nilai tegangan pada VB bernilai 4,46 V, VC 5,08 V dan VE 3,396 V. Tegangan antar kaki basis dan emitter (VBE) bernilai 1,354 V dan antara kaki kolektor dan emitter (VCE) sebesar 2,022 V. 

2. Tentukan titik kerja (Q Point) dari percobaan fixed bias, self bias, dan voltage divider bias (dalam bentuk grafik)!

Jawab :


3. Nilai apakah yang mempengaruhi perubahan titik kerja (Q point)?

Jawab :

Titik kerja pada rangkaian self-bias dipengaruhi oleh beberapa nilai komponen dalam rangkaian tersebut. Nilai-nilai yang memengaruhi titik kerja pada self-bias antara lain:

1. Nilai Resistor Basis (RB): Resistansi pada resistor basis memengaruhi besar arus basis (IB), yang selanjutnya berpengaruh pada titik kerja transistor.

2. Nilai Resistor Kolektor (RC): Resistansi pada resistor kolektor memengaruhi besar arus kolektor (IC) dan juga tegangan kolektor. Hal ini memainkan peran penting dalam menentukan titik kerja.

3. Tegangan Pasokan (Vcc): Tegangan pasokan juga berpengaruh pada titik kerja, terutama karena titik kerja sering diasumsikan pada nilai tengah dari tegangan pasokan.

4. Nilai Beta (β) Transistor: Nilai beta atau hfe dari transistor memengaruhi hubungan antara arus basis dan arus kolektor, yang pada gilirannya mempengaruhi titik kerja.

5. Nilai Resistor Emitter (RE): Resistansi pada resistor emitter berkontribusi pada pembagian tegangan di antara resistor emitter dan resistor basis, mempengaruhi arus emitter (IE) dan titik kerja.

6. Karakteristik Transistor: Karakteristik intrinsik dari transistor itu sendiri, seperti karakteristik Early voltage, juga dapat mempengaruhi titik kerja.

5. Video Penjelasan [Kembali]



6. Download File [Kembali]

Video percobaan [klik disini]

Video penjelasan [klik disini]




Laporan Akhir Fixed Bias



1. Jurnal [Kembali]






2. Prinsip Kerja [Kembali]


    Rangkaian bias tetap adalah salah satu konfigurasi dasar rangkaian semikonduktor. Resistor basis (RB) digunakan untuk membiaskan basis transistor agar beroperasi dan dapat memperkuat sinyal input dengan benar. Rangkaian bias tetap memperkuat sinyal masukan di dasar transistor, menyebabkan tegangan antara kolektor dan emitor meningkat. Ketika sinyal masukan diterapkan ke basis transistor, ia mengontrol arus yang mengalir melalui transistor dari kolektor ke emitor. Sirkuit bias tetap biasanya lebih stabil dibandingkan konfigurasi lainnya tetapi memerlukan pemeliharaan yang tepat untuk mempertahankan nilai bias konstan dari waktu ke waktu. Dari input 12V DC, arus mengalir melalui resistor basis (RB) ke basis, kemudian melalui pin emitor ke ground. Sebaliknya arus Vcc juga mengalir melalui kolektor resistif (RC) ke cabang kolektor, kemudian ke cabang emitor dan terakhir ke ground.



3. Video Percobaan [Kembali]



4. Analisa [Kembali]

1. Analisa prinsip kerja dari rangkaian fixed bias berdasarkan nilai parameter yang didapatkan ketika percobaan !

Jawab :

    Berdasarkan data percobaan, didapati nilai Rb dan Rc yang sedikit berkurang dari nilai aslinya, yaitu bernilai 9,9 kohm dan 983 ohm. Re bernilai nol karena pada rangkaian fixed bias tidak menggunakan Re. Saat transistor aktif, VCC akan mengalir ke RB dan RC. Akibatnya, terdeteksi nilai tegangan pada masing-masing hambatan yaitu VRB dengan tegangan bernilai 10,09 V, VRC 11,78 V dan VRE 0 V. Arus senilai 0,31 mA akan mengalir dikaki basis, menuju ke emitter dan ke ground. Sedangkan arus sebesar 0,38 mA akan mengalir dikaki kolektor, memasuki emitter dan menuju ground. Nilai tegangan pada VB bernilai 2,038 V, VC 2,991 V dan VE 0 V. Tegangan antar kaki basis dan emitter (VBE) bernilai 1,911 V dan antara kaki kolektor dan emitter (VCE) sebesar 2,989 V. Hal ini sesuai dengan prinsip kerja daerah aktif, dimana dengan nilai VB lebih besar dari VE dan VBE ≥ 0,6 V, transistor menjadi aktif dan menjadikan persimpangan basis-emitter bersifat forward bias, sedangkan nilai tegangan kolektor yang besar mengakibatkan persimpangan basis-kolektor bersifat reverse bias.

 

2. Tentukan titik kerja (Q Point) dari percobaan fixed bias, self bias, dan voltage divider bias (dalam bentuk grafik)!

Jawab :


3. Nilai apakah yang mempengaruhi perubahan titik kerja (Q point)?

Jawab :

Titik kerja pada fixed bias transistor dipengaruhi oleh beberapa nilai komponen dalam rangkaian. Berikut adalah nilai-nilai yang memengaruhi titik kerja pada fixed bias transistor:

1. Tegangan Pasokan (Vcc): Nilai tegangan pasokan yang diberikan pada transistor memengaruhi besar arus kolektor dan titik kerja secara keseluruhan. Semakin besar nilai Vcc, semakin besar potensi untuk arus kolektor (IC) pada titik kerja.

2. Resistor Basis (RB): Nilai resistor basis (RB) mempengaruhi arus basis (IB) dan, oleh karena itu, memengaruhi titik kerja. Peningkatan nilai RB cenderung mengurangi arus basis dan, akibatnya, menggeser titik kerja ke titik yang lebih rendah.

3. Resistor Kolektor (RC): Nilai resistor kolektor (RC) memengaruhi arus kolektor (IC) dan tegangan kolektor (VC). Peningkatan nilai RC cenderung mengurangi arus kolektor dan menaikkan tegangan kolektor, yang dapat memengaruhi titik kerja.

4. HFE Transistor: HFE atau β (beta) adalah parameter transconductance yang menunjukkan perbandingan antara arus kolektor dan arus basis. Nilai HFE memengaruhi perubahan arus kolektor sesuai dengan perubahan arus basis.

5. Tegangan Pembagi (VBE): Tegangan pembagi atau tegangan basis-emitir (VBE) juga memainkan peran penting dalam menentukan titik kerja transistor. Peningkatan atau penurunan nilai VBE dapat memengaruhi besar arus basis dan titik kerja.

6. Pengaturan Suhu (Temperatur): Suhu juga dapat memengaruhi karakteristik transistor. Kenaikan suhu cenderung meningkatkan arus basis, yang pada gilirannya mempengaruhi titik kerja. 

5. Video Penjelasan [Kembali]



6. Download File [Kembali]

Video percobaan [klik disini]

Video penjelasan [klik disini]




Senin, 27 November 2023

Tugas Pendahuluan Modul 2




1. Soal[Kembali]

1. Apa yang dimaksud dengan transistor? 

Jawab :

   Transistor  adalah komponen berbahan semi konduktor yang dipakai sebagai penguat, sirkuit pemutus, penyambung arus (switching) stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal. Transistor merupakan komponen elektronik yang berfungsi sebagai pengendali arus listrik. Transistor digunakan untuk menguatkan sinyal listrik, mengendalikan arus listrik, dan bahkan sebagai komponen dasar dalam pembuatan sirkuit terintegrasi (IC).

Ada tiga jenis transistor utama, yaitu:

1. Transistor Bipolar (BJT - Bipolar Junction Transistor): 

    Transistor ini memiliki dua jenis utama, yaitu transistor NPN dan transistor PNP. Mereka terdiri dari tiga lapisan semikonduktor dan digunakan untuk mengendalikan arus listrik dengan mengatur arus yang mengalir antara dua terminal (emitor dan kolektor) melalui arus yang mengalir ke terminal ketiga (basis).

2. Transistor Field-Effect (FET - Field-Effect Transistor): 

    Jenis transistor ini mengandalkan medan listrik untuk mengendalikan aliran listrik. Ada dua jenis utama FET, yaitu Metal-Oxide-Semiconductor FET (MOSFET) dan Junction Field-Effect Transistor (JFET). MOSFET adalah jenis yang paling umum digunakan dalam sirkuit terintegrasi dan berbagai aplikasi elektronik lainnya.

3. Transistor Unijunction (UJT - Unijunction Transistor):

     Transistor ini memiliki satu p-n junction dan digunakan sebagai osilator dan pengendali pemicu SCR (Silicon-Controlled Rectifier) dalam aplikasi daya.

2. Apa perbedaan antara transistor PNP dan NPN?

Jawab :

1. Struktur

- Transistor PNP : Pada transistor PNP, ada dua lapisan semikonduktor tipe P (positif) yang berdampingan, dengan satu lapisan semikonduktor tipe N (negatif) yang terletak di antara keduanya. Struktur ini menghasilkan transistor PNP.

- Transistor NPN : Pada transistor NPN, ada dua lapisan semikonduktor tipe N (negatif) yang berdampingan, dengan satu lapisan semikonduktor tipe P (positif) yang terletak di antara keduanya. Struktur ini menghasilkan transistor NPN.

2. Polaritas

- Transistor PNP : Dalam transistor PNP, basis transistor positif (P), sedangkan emitor dan kolektor negatif (N). Arus bergerak dari basis ke emitor, dan dari emitor ke kolektor.

- Transistor NPN : Dalam transistor NPN, basis transistor negatif (N), sedangkan emitor dan kolektor positif (P). Arus bergerak dari kolektor ke basis, dan dari basis ke emitor.

3. Arah Aliran Arus

- Transistor PNP : Pada saat kondisi aktif (ketika transistor diberi tegangan pada basis), arus bergerak dari emitor ke basis dan dari basis ke kolektor. Dalam kondisi ini, transistor PNP "menutup" aliran arus ketika ada arus yang cukup besar dari emitor ke basis.

- Transistor NPN : Pada saat kondisi aktif, arus bergerak dari  kolektor melalui basis ke emitor. Dalam kondisi ini, transistor NPN "membuka" aliran arus ketika ada arus yang cukup besar dari emitor ke basis.

4. Aplikasi

- Transistor PNP : Biasanya digunakan dalam rangkaian yang mengendalikan perangkat yang memerlukan penutupan arus, seperti relay atau beban yang harus dimatikan ketika sinyal diberikan.

- Transistor NPN : Biasanya digunakan dalam rangkaian yang mengendalikan perangkat yang memerlukan pembukaan arus, seperti LED atau beban yang harus diaktifkan ketika sinyal diberikan.

5. Konfigurasi Rangkaian

- Transistor PNP : Untuk mengaktifkan transistor PNP, tegangan negatif diberikan pada basisnya.

- Transistor NPN : Untuk mengaktifkan transistor NPN, tegangan positif diberikan pada basisnya.

3. Jelaskan prinsip kerja dari transistor!

Jawab : 

    a. Prinsip kerja transistor PNP

          Arus mengalir dari emitor menuju kolektor. Dibandingkan NPN, pada PNP terjadi hal sebaliknya ketika arus mengalir pada kaki basis, maka transistor tidak bekerja. Arus akan mengalir apabila kaki basis diberi sambungan ke ground (-) hal ini akan menginduksi arus pada kaki emitor ke kolektor. Jika basis dihubungkan diberi tegangan maka arus basis harus lebih kecil dari arus yang mengalir dari emitor ke kolektor. Penggunaan transistor jenis ini mulai jarang digunakan. Dibanding dengan NPN, transistor jenis PNP mulai sulit ditemukan dipasaran. Transistor jenis PNP adalah transistor negatif dimana akan dapat bekerja mengalirkan arus listrik jika basis dialiri arus negative (-)

    b. Prinsip kerja transistor NPN

        Prinsip kerja transistor NPN adalah arus mengalir dari kolektor menuju emitor. Jika basis dihubungkan diberi tegangan maka arus basis harus lebih kecil dari arus yang mengalir dari kolektor ke emitor. Untuk mengalirkan arus tersebut dibutuhkan sambungan ke sumber positif (+) pada kaki basis. Ketika basis diberi tegangan, hingga dititik saturasi, maka akan menginduksi arus dari kaki kolektor ke emitor. Dan transistor akan aktif jika arus yang melalui basis berkurang, maka arus yang mengalir pada kolektor ke emitor akan berkurang, hingga titik cutoff. Penurunan ini sangatlah cepat karena perbandingan penguatan yang terjadi antara basis dan kolektor melebihi 200 kali. Transistor jenis NPN adalah transistor positif dimana akan dapat bekerja mengalirkan arus listrik jika basis dialiri arus positf (+) 

4. Jelaskan jenis-jenis daerah operasi transistor! 

Jawab : 


Berdasarkan kurva hubungan VCE, IC, dan IB diatas, terdapat beberapa region yang menunjukkan daerah kerja transistor, yaitu:
1. Daerah Potong (Cutoff) 
    Pada kondisi cutoff, arus Basis (IB) = 0 dan arus Kolektor (IC) = 0, hal ini dikarenakan pada emitter dan kolektor menerima reverse bias. 
2. Daerah Saturasi
    Pada kondisi saturasi, arus Kolektor (IC) akan mencapai harga maksimum, tanpa bergantung kepada arus Basis (IB), dan βdc, hal ini dikarenakan pada emitter dan kolektor menerima forward bias.
3. Daerah Aktif 
    Pada kondisi aktif, terjadi sifat-sifat yang diinginkan, dimana:


Hal ini dikarenakan pada emitter menerima forward bias sedangkan pada kolektor menerima reverse bias. 
4. Daerah Breakdown 
    Kondisi breakdown ini dapat terjadi ketika arus Kolektor (IC) melebihi spesifikasi yang diperbolehkan, kondisi breakdown ini dapat mengakibatkan kerusakan pada transistor, maka daerah ini harus dihindari
 
5. Jelaskan jenis-jenis bias transistor!

Jawab :

  •  Fixed Bias

            Fixed bias, juga dikenal sebagai bias titik tetap, adalah jenis bias transistor di mana titik kerja transistor ditentukan oleh sumber tegangan eksternal yang tetap. Ini adalah metode bias yang sederhana dan paling umum digunakan. Dalam fixed bias, transistor dihubungkan ke sumber tegangan tetap melalui resistor basis (RB). Bias ini tidak memiliki kompensasi terhadap perubahan suhu atau karakteristik transistor, sehingga harus hati-hati dirancang agar stabil dalam berbagai kondisi.

  • Self Bias

         Self bias, juga dikenal sebagai bias emitter sendiri, adalah jenis bias transistor di mana resistor emitter (RE) digunakan untuk menghasilkan tegangan basis-emitter yang stabil. Pada bias self, resistor emitter (RE) dihubungkan ke emitter transistor dan biasanya memiliki nilai yang lebih besar daripada resistor basis (RB). Resistor emitter menyebabkan tegangan basis-emitter menjadi sekitar 0,6 hingga 0,7 Volt (untuk transistor silikon), yang membuatnya lebih stabil dibandingkan dengan fixed bias. Namun, self bias masih memiliki beberapa kerentanannya terhadap perubahan suhu.

  • Voltage Divider Bias

          Voltage divider bias, juga dikenal sebagai bias pemisah tegangan, adalah jenis bias transistor yang menggunakan pembagi tegangan dengan dua resistor untuk menentukan titik kerja transistor. Pada bias ini, transistor dihubungkan ke sumber tegangan melalui dua resistor, yaitu resistor basis (RB) dan resistor kolektor (RC). Nilai-nilai resistor RB dan RC dipilih dengan cermat sehingga transistor beroperasi pada titik kerja yang stabil. Bias ini memberikan stabilitas yang baik terhadap perubahan suhu dan karakteristik transistor. Kelemahan dari bias pemisah tegangan adalah bahwa daya yang dibuang pada resistor RC bisa cukup besar.

2. Prinsip Kerja[Kembali]

1. Fixed Bias Dengan Sumber DC

Prinsip Kerja :

Dari input Vcc sebesar 12 V akan mengalir arus melalui RB lalu ke kaki base menuju ke kaki emitter dan menuju ground, arus juga akan melalui RC lalu menuju kaki kolektor menuju ke kaki emitter dan menuju ground.

2. Self Bias Dengan Sumber DC

Prinsip Kerja :

Dari input Vcc sebesar 12 V akan mengalir arus melalui R2 lalu ke kaki base menuju ke  kaki emitter lalu melalui R3 dan menuju ground, arus Vcc juga akan melalui R1 menuju kaki kolektor ke kaki emitter lalu melalui R3 dan menuju ground.

3. Voltage Divider Bias Dengan Sumber DC

Prinsip Kerja :

Dari input Vcc sebesar 12 V akan mengalir arus melalui R2 ke kaki base lalu ke kaki emitter lalu melalui RE dan menuju ground, arus juga akan mengalir melalui R4 lalu menuju ground. Arus Vcc juga akan melalui R1 menuju kaki kolektor ke kaki emitter mengalir ke RE dan menuju ground.

3. Video Simulasi[Kembali]

  • FIXED BIAS


  • SELF BIAS


  • VOLTAGE DIVIDER BIAS




4. Download File[Kembali] 

Datasheet Resistor : [download]

Datasheet transistor: [download]

Rangkaian fixed bias [download]

Rangkaian self bias [download] 

Rangkaian voltage divider bias [download]

         Video fixed bias [download] 

         Video self bias [download] 

         Video voltage divider bias [download] 

 

 

 




Modul 2 Transistor




 


MODUL 2

TRANSISTOR


1. Tujuan[Kembali]

1. Mengetahui prinsip kerja transistor. 

2. Mengetahui prinsip kerja dan karakteristik dari rangkaian fixed bias. 

3. Mengetahui prinsip kerja dan karakteristik dari rangkaian self bias. 

4. Mengetahui prinsip kerja dan karakteristik dari rangkaian voltage divider bias.

2. Dasar Teori [Kembali]

   Transistor adalah komponen berbahan semikonduktor yang digunakan sebagai penguat, sirkuit pemutus, penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal. Pada umumnya transistormemiliki 3 terminal yaitu basis (B), emitter (E), dan collector (C). Berdasarkan susunan semikonduktor yang membentuknya, transistor dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:

1. Transistor NPN 

Transistor ini disusun oleh bahan semikonduktor tiga lapis yang terdiri dari dua bahan tipe N dan satu bahan tipe P. 

2. Transistor PNP

 Transistor ini disusun oleh bahan semikonduktor tiga lapis yang terdiri dari dua bahan tipe P dan satu bahan tipe N.


A. Daerah Operasi Transistor



Berdasarkan kurva hubungan VCE, IC, dan IB diatas, terdapat beberapa region yang menunjukkan daerah kerja transistor, yaitu:
1. Daerah Potong (Cutoff) 
    Pada kondisi cutoff, arus Basis (IB) = 0 dan arus Kolektor (IC) = 0, hal ini dikarenakan pada emitter dan kolektor menerima reverse bias. 
2. Daerah Saturasi
    Pada kondisi saturasi, arus Kolektor (IC) akan mencapai harga maksimum, tanpa bergantung kepada arus Basis (IB), dan βdc, hal ini dikarenakan pada emitter dan kolektor menerima forward bias.
3. Daerah Aktif 
    Pada kondisi aktif, terjadi sifat-sifat yang diinginkan, dimana:

Hal ini dikarenakan pada emitter menerima forward bias sedangkan pada kolektor menerima reverse bias. 
4. Daerah Breakdown 
    Kondisi breakdown ini dapat terjadi ketika arus Kolektor (IC) melebihi spesifikasi yang diperbolehkan, kondisi breakdown ini dapat mengakibatkan kerusakan pada transistor, maka daerah ini harus dihindari


B. Pemberian Bias pada BJT
    Istilah bias dimaksudkan penerapan tegangan dc untuk menetapkan tingkat arus dan tegangan tetap. Tegangan dan arus yang dihasilkan menyatakan titik operasi (quiescent point) atau titik Q yang menentukan daerah kerja transistor. Terdapat beberapa jenis pemberian bias pada BJT, sebagai berikut

3. Alat dan Bahan [Kembali]

 A. Alat

    a.  Multimeter


            Multimeter berfungsi untuk mengukur besaran listrik, seperti kuat arus listrik, tegangan dan juga hambatan listrik

    b.  Jumper


            Kabel jumper berfungsi untuk menghubungkan satu komponen dengan komponen lainnya dalam rangkaian elektronika. 


    c. DC Power supply

DC Power Supply adalah pencatu daya yang menyediakan tegangan maupun arus listrik dalam bentuk DC (Direct Current) dan memiliki Polaritas yang tetap yaitu Positif dan Negatif untuk bebannya.

B. Bahan
1. Transistor 2N3904


    Transistor adalah komponen semikonduktor yang memiliki berbagai macam fungsi seperti sebagai penguat, pengendali, penyearah, osilator, modulator dan lain sebagainya. Transistor merupakan salah satu komponen semikonduktor yang paling banyak ditemukan dalam rangkaian-rangkaian elektronika.
2. Resistor


    Resistor merupakan komponen yang berfungsi sebagai hambatan dalam rangkaian elektronika.


4. Tugas Pendahuluan[Kembali]

5. Prosedur Percobaan [Kembali]

4.1 Fixed Bias
    1).  Buatlah rangkaian seperti gambar 2.3 dengan sumber DC.
    2).  Atur Vcc sebesar 12 Volt DC.
    3).  Hidupkan power supply dan ukur parameter RB, RC, VRB, VRC, VB, VC, VBE, VCE, IB, dan IC serta dicatat ke dalam tabel.

4.2 Self Bias
    1). Buatlah rangakain seperti gambar 2.4 dengan sumber DC.
    2). Atur Vcc sebesar 12 Volt Dc.
    3). Hidupkan power supply dan ukur parameter RB, RC, RE, VRB, VRC, VRE, VB, VC, VE, VBE, VCE, IB, dan IC serta dicatat ke dalam tabel.

4.3 Voltage Divider Bias
    1). Buatlah rangakain seperti gambar 2.5 dengan sumber DC.
    2). Atur Vcc sebesar 12 Volt DC.
    3). Hidupkan power supply dan ukur parameter RB, RB2, RC, RE, VRB, VRC, VRE, VB, VC, VE, VBE, VCE, IB, dan IC serta dicatat ke dalam tabel.